Photo: iStock.
Photo: iStock.


Pemerintah Indonesia telah berjanji untuk meningkatkan kesempatan pendidikan bagi anak-anak pekerja migran asal Indonesia di Malaysia dengan mengirimkan lebih banyak lagi guru-guru ke negara tetangga tersebut.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Muhadjir Effendy berkata bahwa pengiriman guru-guru tersebut merupakan bagian dari usaha dan janji pemerintah “untuk memastikan hak anak-anak Indonesia untuk mendapatkan layanan pendidikan berkualitas,” UCA News melaporkan.

Dia menambahkan ada sekitar 100.000 anak-anak PMI di Malaysia dan hanya 28.000 diantara mereka yang memiliki akses untuk mendapatkan pendidikan.

Sang menteri telah mengumumkan bahwa lebih dari 100 guru akan dikirim untuk bergabung bersama dengan sekitar 290 guru Indonesia yang telah berada di Malaysia. Mereka akan ditempatkan di Sarawak dan Sabah dengan masa kontrak kerja selama dua tahun.

Guru-guru tersebut akan bekerja di Pusat Pendidikan Komunitas (CLC) yang dioperasikan oleh pekerja migran disana.

Saat ini ada sebanyak 294 pusat CLC di Malaysia – 155 untuk pendidikan sekolah dasar dan 139 untuk pendidikan sekolah menengah pertama.

Effendy berharap tahun depan setidaknya 50.000 anak-anak PMI telah menerima pendidikan.

Muhammad Zaini, salah seorang guru yang akan berangkat ke Malaysia, berkata bahwa dia menerima pekerja tersebut oleh karena kecemasannya terhadap kesejahteraan anak-anak PMI yang dimaksud dan dia percaya bahwa anak-anak tersebut membutuhkan guru-guru yang dapat membimbing mereka ke arah dimana mereka dapat mencapai cita-cita mereka.

Savitri Wisnuwardhani dari Jaringan Pekerja Migran berkata kepada media bahwa kelompok-kelompok Advokasi yang melayani pekerja migran telah berkata bahwa pemerintah perlu meminta negara-negara dimana anak-anak ini berada untuk memberikan akses pendidikan yang harus dituliskan dalam sebuah nota kesepahaman (MOU).

Original: Teachers sent to help children of Indonesian migrant workers