Indonesian Vice president Jusuf Kalla (R) show his inked finger after voting in Jakarta in a file photo. AFP/Bay Ismoyo
Indonesian Vice president Jusuf Kalla (R) show his inked finger after voting in Jakarta in a file photo. AFP/Bay Ismoyo

Wakil Presiden Jusuf Kalla bukan saja tidak mengijinkan usia untuk mengakhiri karir kenegaraannya, dia tampaknya juga tidak terburu-buru untuk memudar dari kancah politik Indonesia di usianya yang ke-76.

Kalla yang secara hukum telah didiskualifikasi dari menjalankan jabatan pemerintahan untuk periode ketiga, justru sedang membicarakan rencana untuk mengambil satu langkah maju melalui kerjasama dengan mantan presiden RI dan ketua Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, yang ingin membuat kekuatan ketiga untuk menantang Presiden petahana Joko Widodo beserta lawan politiknya Prabowo Subianto dalam pemilihan presiden tahun depan.

Mungkin disemangati oleh kembalinya Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad yang telah berusia 92 tahun, Kalla pun bertemu dengan sang mantan presiden pada tanggal 27 Juni untuk mendiskusikan kemungkinan dirinya mencalonkan diri sebagai kandidat presiden dalam pilpres tahun depan bersama dengan putra sulung Yudhoyono, Agus Harimurti, sebagai wakilnya.

Seorang sumber yang dekat dengan Yudhoyono mengatakan bahwa saran Kalla tersebut diutarakannya dalam sebuah pertemuan sosial non-formal yang diadakan pada tanggal 27 Juni. Namun sumber tersebut menegaskan kepada Asia Times: “Kami terbuka dengan semua pilihan yang ada. Satu pilihan adalah Kalla. Kami menjelajahi semua kemungkinan.”

Secara matematika, mungkin saja sebuah koalisi ketiga dibentuk dari antara sembilan partai parlementer untuk mendapatkan 20 persen kursi yang dibutuhkan untuk mencalonkan seorang kandidat presiden.

Pemilihan presiden (pilpres) dan pemilihan anggota legislatif (pileg) akan diadakan secara serentak untuk pertama kalinya tahun depan. Ini berarti pilpres 2019 didasarkan pada hasil jajak pendapat tahun 2014, yang memastikan bahwa koalisi harus dibentuk sebelum daripada setelah pemilihan.

Itu akan menghindari kompromi yang tidak pantas dan tak terelakkan dari berlangsungnya terus setelah pemilihan nasional, sehingga memungkinkan pemerintah yang akan datang untuk memulai kinerja dengan penundaan minimal.

Original: Third force emerges in Indonesia’s presidential race

One reply on “Kekuatan ketiga muncul dalam pilpres 2019”

Comments are closed.