Seorang majikan di Hong Kong, yang mengeluh di media sosial mengenai pekerja rumah tangga nya yang meminta jatah uang makan, dan mengatakan bahwa dia telah menyediakan makanan tanpa bayar, menimbulkan berbagai macam respon di dunia maya.
Majikan tersebut bertanya kepada masyarakat umum lewat media sosial apakah dia harus lakukan seperti yang diminta pekerja rumah tangga nya yang berasal dari Indonesia, yaitu sebesar HK$20 per hari, untuk dia membeli makanan yang dia pilih sendiri di sebuah toko Indonesia, Sky Post melaporkan.
Itu berarti sang majikan harus memberikan tambahan gaji sebesar HK$600 setiap bulannya untuk membayar tuntutan uang makan tersebut, dimana dia sendiri saja, untuk menyimpan uang, membawa kotak makanan ke kantor dan jarang keluar untuk makan siang.
Beberapa komentator di Internet menganjurkan agar sang majikan tidak menghiraukan permintaan pekerja tersebut karena majikan tersebut telah menyediakan makanan di rumah nya.
Pekerja rumah tangga di Hong Kong berhak mendapatkan jatah makan dari majikan dalam bentuk uang makan atau disediakan di rumah tanpa bayaran. Nilai biaya jatah makan tersebut, seiring dengan gaji mereka, secara hukum diatur tidak kurang dari HK$1.075 per bulannya.
Kepala Kelompok Dukungan bagi Majikan Hong Kong, Joan Tsui Hiu-tung, berkata bahwa tidak adil bagi pekerja tersebut untuk meminta tambahan uang makan kepada majikan yang telah menyediakan makanan di rumah. “Kalau anda bekerja pada sebuah perusahaan yang menyediakan makan siang gratis, pada saat anda memutuskan untuk makan siang di luar, anda harus membayarnya sendiri,” demikian ungkap Tsui.
Dia curiga pekerja itu hanya beralasan saja untuk menemui teman-teman nya karena ada banyak orang Indonesia lainnya yang sering berkumpul di toko Indonesia yang dimaksud. Tsui menyarankan kepada para majikan untuk mendorong pekerja mereka untuk membuat makanan yang disukai oleh pekerja itu sendiri lalu kemudian keluarga majikan dapat mencicipi nya.
Seorang agen tenaga kerja bernama Lau Lai-sze berkata majikan perlu melakukan komunikasi yang lebih baik dengan pekerja mereka dan memutuskan bersama mengenai pengaturan makan yang terbaik bagi sang pekerja.
Original: Employer upset about food allowance request from worker