Klub Kriket Sigapura merupakan sebuah tempat bersejarah di Kota Singa tersebut, namun tempat tersebut telah dituduh memiliki kebijakan yang kuno dan ketinggalan zaman mengenai orang-orang yang mereka siap untuk layani.
Klub tersebut telah dituduh atas diskriminasi ras – dan bukan untuk pertama kalinya – karena telah menolak seorang pekerja rumah tangga asing untuk mengikuti sebuah makan malam keluarga di klub ekslusif tersebut pada Jumat lalu.
Seorang aktor setempat bernama Nicholas Bloodworth mengeposkan sebuah tulisan di Facebook pada hari Senin, menggambarkan bagaimana karyawan klub tersebut tidak mengijinkan Mary, pekerja rumah tangga asing yang bekerja untuk kakak laki-laki nya, untuk masuk ke klub itu untuk ikut makan malam bersama dengan keluarga majikannya.
Mary, yang kewarganegaraannya tidak disebutkan, bukan saja tidak diijinkan untuk ikut makan malam bersama dengan keluarga tersebut, dia juga tidak diijinkan untuk masuk ke areal klub tersebut, surat kabar Singapura Lianhe Wanbao melaporkan.
Bloodworth, 33, berkata bahwa tindakan seorang karyawan berperawakan Tionghoa telah membuatnya marah dan merusak makan malam reuni keluarga.
Ayahnya, yang merupakan anggota klub, telah mencoba untuk membawa masuk Mary sebagai seorang tamu namun klub tersebut tetap menolaknya, jelasnya, dan kabarnya klub tersebut bersikeras bahwa pekerja tersebut hanya dapat menunggu dalam mobil di parkiran.
“[Kami] tidak mengijinkan pembantu disini,” sang aktor mengutip perkataan seorang karyawan di klub tersebut, menambahkan bahwa keluarga nya jelas tersinggung atas hal ini.
Mary pun menawarkan kedua pihak sebuah solusi, yaitu dengan membawa jalan-jalan keponakan perempuan sang aktor yang masih kecil, sementara keluarga tersebut, yang saat itu sudah duduk di meja makan, memutuskan untuk makan dengan terburu-buru dan membungkus makanan untuk sang pekerja.
Bloodworth berkata kebijakan klub tersebut tidak adil bagi Mary, yang bekerja keras dan membuat pengorbanan layaknya orang lain, namun tidak diijinkan makan bersama dengan keluarga majikannya.
Dia menegaskan bahwa kebijakan klub tersebut tidak tampak dengan jelas di situs mereka, serta menambahkan bahwa klub tersebut masih belum juga belajar dari kejadian serupa yang terjadi pada tahun 2001, ketika keangkuhan yang sama – dimana klub tersebut tidak mengijinkan masuk seorang pembantu Sri Lanka – menarik perhatian surat kabar Daily Telegraph di London.
Ucapan Bloodworth di Facebook pun mendapatkan banyak dukungan, dengan hampir sebanyak 800 orang langsung memberikan tanda suka pada waktu sang aktor menulisnya.
Namun tidak diketahui apakah tindakan klub tersebut telah melanggar undang-undang diskriminasi di negara kota tersebut.
Original: Singapore Cricket Club hit for discriminating against maid