Para orang tua murid di sebuah desa di Sumatra Utara telah memaksakan sebuah larangan bersekolah di sebuah sekolah dasar di desa tersebut bagi tiga orang anak yatim piatu pengidap HIV.
Sekretaris dari Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), Berlina Sibagariang, berkata bahwa ketiga anak tersebut, seorang anak laki-laki dan dua orang anak perempuan berusia antara 7 dan 11 tahun, terkena virus tersebut dari ibu mereka, VOA News melaporkan.
Dia menambahkan bahwa anak-anak tersebut bersekolah di SDN Nainggolan hanya sehari saja sebelum mereka dikeluarkan oleh karena tekanan dari para orang tua murid.
Sibagarian berkata komunitas tersebut juga tidak mau ketiga anak yang bersangkutan bersekolah di sekolah lain di daerah yang sama karena mereka takut anak-anak mereka akan terjangkit virus yang sama.
Pada tanggal 22 Oktober, ketiga anak yatim piatu tersebut pun dikeluarkan oleh sekolah dan warga desa itu pun memberikan waktu sampai tanggal 25 Oktober untuk mereka meninggalkan desa tersebut.
Tua-tua kampung di desa tersebut pun dihantam dengan kritik oleh masyarakat luas karena membuat sekolah tersebut mengeluarkan ketiga anak itu dan mengusir mereka dari kampung tersebut. Meresponi kritik ini, seorang dari antara tua-tua kampung tersebut yang bernama Rapidin Simbolon berkata bahwa ketiga anak tersebut merupakan pendatang dan warga kampung itu punya hak atas perlindungan bagi mereka sendiri.
Gereja HKBP saat ini sedang berada dalam diskusi dengan beberapa badan pemerintah dalam mengusahakan agar ketiga anak tersebut tetap mendapatkan hak mereka dalam pendidikan.
Menurut Yayasan Aids San Francisco, virus HIV hanya dapat menular melalui kontak langsung lewat cairan tubuh seperti darah, ASI, air mani dan cairan tubuh lainnya. Menurut data-data yang ada, Indonesia memiliki kasus HIV yang cukup tinggi, dengan jumlah pasien baru saat ini sebesar 48.000 orang, sementara kematian karena HIV pada tahun 2016 adalah sebanyak 38.000 orang.
Original: Sumatran elementary school expels 3 orphans with HIV