Pilot dari pesawat terakhir yang terbang dari Palu disaat terjadi gempa bumi baru-baru ini, memberikan penghormatan kepada air-traffic controller yang meninggal setelah mengarahkan pesawat tersebut untuk lepas landas sampai terbang dengan aman.
Anthonius Gunawan Agung, 21, tetap tinggal di menara kontrol lalu lintas udara di Bandara Udara Mutiara SIS Al-Jufrie di Palu, ketika gempa dahsyat menghantam provinsi Sulawesi Tengah pada tanggal 28 September, AFP melaporkan.
Agung memastikan agar Batik Air dengan nomor penerbangan 6231 terbang dengan selamat sebelum dia pun akhirnya melompat keluar dari menara empat lantai tersebut, mencoba untuk menyelamatkan diri dari bahaya ambruknya gedung tersebut. Agung pun menderita luka dalam yang serius dan akhirnya tewas tak lama setelah dibawa ke rumah sakit setempat.
“Batik 6231, landasan 33 telah kosong untuk lepas landas.” Itu merupakan sebagian dari percakapan terakhir Agung kepada sang pilot Batik Air.
Pilot tersebut pun telah mengungkapkan rasa terima kasihnya lewat akun Instagram nya. Dia menuliskan “Sayap kehormatan untuk Anthonius Gunawan Agung yang sudah menjadi malaikat pelindungku di Palu.”
Sementara itu AirNav Indonesia telah menaikkan pangkat Agung sebanyak dua tingkat sebagai tanda jasa dan penghargaan atas pengorbanannya.
Organisasi Penerbangan Sipil Internasional juga memberikan komentar mengenai Agung yang “telah memberikan hidupnya layaknya pahlawan dalam gempa bumi tersebut … kami sangat menyesali kepergiannya.”
Gempa berkekuatan 7,5 skala richter yang disertai dengan tsunami mengancurkan kota Palu dan beberapa daerah lain di Sulawesi Tengah. Jumlah korban meninggal saat ini sudah lebih dari 1.400 jiwa, sementara ratusan masih dikabarkan hilang, menurut laporan beberapa media di Indonesia.
Original: Air-traffic controller honored for sacrifice in Palu quake