Sebuah survei yang dilakukan oleh Pusat Promosi Kesehatan dibawah Kementerian Kesehatan Brunei menunjukkan bahwa satu diantara lima pelajar di Brunei sedang atau pernah dibully.
Sekitar 21 persen dari 2.599 pelajar yang di interview berkata mereka telah menjadi korban bully di sekolah, menurut survei tersebut, yang dikerjakan melalui Proyek Assalamualaikum, sebuah proyek komunitas dibawah program pemerintah untuk anak muda setempat, Borneo Bulletin melaporkan.
Survei tersebut dilakukan secara bersama oleh enam departemen pemerintah.
Sementara itu, program pemerintah untuk anak muda yang dimaksud, yang diberi nama “Jadilah Teman, Bukan Bully”, bertujuan untuk mengajarkan kepada para pelajar untuk mendukung satu dengan lainnya dan menanamkan nilai-nilai moral seperti belas kasihan, rasa hormat dan kebaikan.
Program tersebut juga akan membantu para guru dan orang tua dalam memberantas kasus bully lewat pembentukan prosedur sistematis dan sebuah sistem laporan yang baik.
Pemimpin proyek ini, Pengiran Salimatul Sa’ada, berkata bahwa bully berasal dari elemen-elemen negatif seperti anti-toleransi dan kemarahan yang tidak terselesaikan. Dia menambahkan bahwa orang-orang harus mengerti arti dibalik kata Assalamualaikum – sebuah salam dalam Islam yang membawa pesan untuk saling mengangkat satu dengan lainnya.
Proyek tersebut telah berjalan sejak 20 Agustus dan akan berlanjut sampai 13 Oktober.
Original: Brunei government vows to eliminate school bullying