The Hong Kong High Court. Photo: HK Judiciary
The Hong Kong High Court. Photo: HK Judiciary

Seorang pekerja rumah tangga asal Indonesia telah diperintahkan untuk hadir di Pengadilan Tinggi Hong Kong pada hari Kamis untuk bersaksi dalam persidangan pembunuhan yang melibatkan seorang profesor Chinese University of Hong Kong yang bernama Khaw Kim-sun.

Khaw menjalani persidangan atas tuduhan pembunuhan terhadap istri dan seorang anak perempuan nya, kedua nya meninggal karena keracunan gas karbon monoksida dalam sebuah mobil Mini Cooper setelah gas yang dimaksud bocor dari sebuah bola yoga pada bulan Mei 2015.

Pekerja migran Indonesia tersebut telah bekerja pada keluarga Khaw sekitar lima bulan sebelum kejadian pembunuhan tersebut. Dia berkata kepada pengadilan bahwa terdakwa, seorang ayah empat anak yang saat itu bekerja sebagai tenaga pengajar dalam Departemen Anestesi dan Perawatan Intensif di Chinese University of Hong Kong, tidak pernah tidur seranjang dengan istrinya yang bermarga Wong dan meninggal di usia 47 tahun.

PMI tersebut juga berkata dia tidak melihat baik sang istri maupun sang anak perempuan yang tewas di usia 16 tahun, membawa bola yoga ke dalam mobil mereka pada hari terjadinya pembunuhan tersebut.

Pemeriksaan kepolisian menemukan dalam bagasi mobil yang bersangkutan sebuah bola yoga yang kempes dan katup nya tidak tertutup rapat. Beberapa pemeriksaan post mortem menyatakan bahwa kedua korban tewas karena keracunan gas karbon monoksida.

Dipercayai bahwa pada hari itu Istri Khaw mengenderai mobil tersebut untuk menjemput anak-anak nya yang lain, dan anak remaja putri nya ikut dengan sang ibu hari itu karena sedang libur.

Sang pekerja rumah tangga berkata Khaw memiliki hubungan yang baik dengan keempat anaknya namun dia tidak dapat memberikan kejelasan mengenai hubungan terdakwa dengan istrinya.

Sebelumnya, Khaw mengakui dalam pemeriksaan polisi bahwa dia telah mengisi sebuah bola yoga dengan gas karbon monoksida di sebuah laboratorium universitas dua hari sebelum kejadian untuk “membunuh tikus-tikus di laboratorium.”

Namun Jaksa Penuntut mengatakan dalam sidang bahwa siapapun, apalagi seorang ahli anestesiologi, yang menaruh sebuah bola kebugaran berisi gas mematikan dalam sebuah ruangan tertutup berarti “berniat membunuh”.

Khaw dikabarkan memiliki hubungan gelap dengan seorang asisten penelitian universitas yang usianya 20 tahun lebih muda darinya dan dia saat itu sedang berkehendak untuk menceraikan istrinya, menurut laporan berita Sing Tao Daily.

Original: Indonesian helper is a key witness in yoga ball murder trial