Seorang majikan Singapura memberikan peringatan akan “mimpi buruk yang tak berkesudahan” pada saat meminjam uang dari lintah darat setelah pembantu Indonesianya yang berusia 45 tahun jatuh dalam masalah hutang yang begitu besar yang melibatkan 11 rentenir ilegal.
Majikan tersebut, seorang ibu tiga anak yang masing-masing berusia antara dua sampai sembilan tahun, berkata kepada Shin Min Daily News mengenai mimpi buruk yang dihadapi keluarganya setelah pembantu mereka mengambil pinjaman sebesar S$300 di bulan Agustus 2017 untuk menolong keluarga sang pembantu membangun rumah di Indonesia.
Tiga hari kemudian, pembantu tersebut diperintahkan sang lintah darat untuk segera membayar S$100, kalau tidak maka bunga pinjamannya akan bertambah. Di sekitar waktu yang bersamaan, dia menerima telepon dari seorang lintah darat lainnya yang menjanjikannya untuk memberikan pinjaman uang tunai yang dapat membantu situasinya saat itu.
Majikannya menjelaskan bahwa sang pembantu begitu putus asa sehingga menyetujui untuk meminjam dari beberapa rentenir ilegal dan dalam dua bulan saja, hutang sang pembantu meningkat dari hanya S$300 menjadi S$5.480.
Akhirnya, pembantu itu pun memberitahukan kepada majikannya, yang kemudian menemani sang pembantu ke polisi untuk melaporkan kasus tersebut.
Sekalipuan keluarga majikan tersebut harus menghadapi gangguan dari berbagai lintah darat selama dua bulan semenjak laporan polisi tersebut dibuat, sang pembantu tidak dipecat oleh majikannya yang bermarga Koh.
Koh berharap pembantunya telah belajar untuk tidak mencari jalan gampang dengan menerima uang dari lintah darat.
Majikan itu juga menghimbau seluruh majikan lainnya untuk menjaga pekerja mereka untuk mencegah mereka menjadi korban rentenir ilegal.
Original: Indonesian maid deep in debt to 11 illegal moneylenders