Seorang wanita Hong Kong berusia 50 tahun telah kehilangan uang berjumlah HK$10 juta (US$1,27 juta) kepada seorang penipu online yang mengaku sebagai seorang tantara penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Wanita bermarga Ma, yang tinggal di Tseung Kwan O, New Territories tersebut, bertemu lewat Facebook dengan seorang pria yang mengaku sebagai anggota penjaga perdamaian PBB pada bulan November 2017, Oriental Daily melaporkan. Pria tersebut mengatakan kepada sang wanita bahwa dia sedang berada di Irak. Mereka pun berteman, sekalipun belum pernah bertemu secara langsung ataupun berbicara lewat video call.
Antara bulan Januari dan Maret 2018, pria tersebut mengatakan kepada Ma bahwa dia hendak meminjam uang oleh karena “kesulitan keuangan”. Ma kemudian mentransfer sebanyak HK$1,7 juta (US$216,600) ke enam rekening bank yang berbeda di Hong Kong dan dataran Tiongkok.
Pada bulan April, pria tersebut kemudian meminta Ma untuk menjaga sebuah brankas yang berisi uang kertas berjumlah US$1.5 juta, yang dia katakan sebagai milik International Monetary Fund (IMF) dan dicelup pewarna hitam untuk “menghindari deteksi”.
Bulan berikutnya, pria itu memintanya untuk pergi ke Shenzhen untuk bertemu dengan seorang “pejabat PBB”, yang akan menunjukkan kepadanya bagaimana cara membersihkan uang tunai berwarna hitam yang dimaksud dengan menggunakan sebuah pelarut khusus.
Pejabat tersebut mengirimkan brankas yang dimaksud ke rumah sang wanita di La Cite Noble namun memperingatkannya untuk tidak membuka. Kemudian dia diminta untuk membeli pelarut khusus yang dibutuhkan untuk “membersihkan uang tunai” dalam brankas itu. Ma pun membayar HK$8,3 juta dalam enam transferan uang.
Jumat lalu, saat pelarut khusus yang dimaksud tidak juga sampai, Ma menghubungi polisi. Menurut pemeriksaan awal, polisi mempercayai bahwa para penipu adalah bagian dari sebuah kelompok kriminal Asia Selatan. Belum ada seorangpun yang ditahan dalam kasus ini.
Sementara itu, pada tahun 2006, seorang Afrika, “korban penganiayaan” mendekati seorang manajer IT wanita dengan mengaku sebagai seorang pejabat PBB dan menipu wanita tersebut lebih dari sejuta dollar Hong Kong dalam sebuah penipuan online yang serupa.