Lalu Muhammad Zohri wins the gold medal in the men's 100 meters race at the IAAF World U20 Championships at Tampere in Finland on July 11, 2018. Photo: AFP Forum/ KMSP/ Julien Crosnier
Lalu Muhammad Zohri wins the gold medal in the men's 100 meters race at the IAAF World U20 Championships at Tampere in Finland on July 11, 2018. Photo: AFP Forum/ KMSP/ Julien Crosnier

Muncul tiba-tiba dari Lombok, kemenangan Lalu Muhammad Zohri di kejuaran dunia bawah usia 20 tahun dalam perlombaan lari 100-meter baru-baru ini telah memberikan sebuah injeksi semangat yang sangat besar kepada negara tuan rumah Indonesia dalam mempersiapkan Asian Games 2018 bulan depan.

Keberhasilan sang atlet Indonesia berusia 18 tahun mengalahkan dua pelari favorit asal Amerika Serikat dalam perlombaan lari yang diadakan oleh Asosiasi Federasi Atletik Internasional (IAAF) di Finlandia pada tanggal 12 Juli tersebut telah membuat seorang komentator menyebut penampilannya sebagai sebuah “kelas tinggi dalam berlari cepat”.

Sayangnya, disaat juara kedua dan ketiga terlihat segera terbungkus dengan bendera Amerika, Zohri terlihat berjalan kesana-kemari seorang diri untuk beberapa menit sebelum dia mendapatkan bendera Indonesia yang bisa dia tempatkan di pundaknya sebagai pose kemenangannya.

Namun di Indonesia sendiri, sorak kegirangan telah terjadi dimana-mana. Koran-koran dan media lainnya pun menjadikan kemenangan Indonesia yang pertama dalam sebuah acara IAAF ini sebagai berita utama. Selain itu, Presiden Joko Widodo memerintahkan pemerintah daerah untuk membangun rumah keluarga Zohri yang telah bobrok dan hanya terbuat dari kayu dan triplek.

Mendapat posisi di jalur nomor delapan, pelari muda tersebut berhasil memecahkan rekor pribadi dengan waktu 10,18 detik, namun hanya kurang sedikit dari rekor dunia bawah usia 20 tahun, yaitu 9,97 detik, yang dicetak oleh atlet Amerika Trayvon Bromell pada tahun 2014, 13 tahun setelah rekor dunia sebelumnya oleh pelari Inggris Mark Lewis-Francis di tahun 2001.

Bromell, pelari cepat junior pertama yang memecahkan batas rekor 10 detik, berlari dalam waktu 9,84 detik untuk mendapatkan posisi kedua dalam pertandingan percobaan tim olimpiade Amerika tahun 2016, namun akhirnya selesai dengan posisi ke-8 dalam perlombaan Olimpiade Rio 2016 di Rio de Janeiro, Brasil, dimana perlombaan tersebut dimenangkan oleh Usain Bolt, pelari terkenal Jamaika yang saat ini telah pensiun dari dunia olah raga lari.

Zohri yang berlatih dengan bertelanjang kaki di masa dia kecil oleh karena tidak mampu membeli sepatu, hanya satu detik saja di bawah rekor Asia Tenggara dan rekor nasional, yaitu 10,17 detik, yang dicetak oleh pelari cepat senior Suryo Agung Wibowo di SEA Games 2009 di Laos.

Original: A bolt from the blue in Indonesia