Toa Payoh Town Park, Singapore. Photos: Google Maps, iStock
Toa Payoh Town Park, Singapore. Photos: Google Maps, iStock

Dua kisah cinta yang berakhir dengan kebahagiaan di Singapura dapat memberikan harapan kepada para pekerja migran yang merasa perlu merahasiakan hubungan romantis mereka oleh karena takut kehilangan pekerjaan dan dikembalikan ke kampung halaman.

Seorang pembantu Filipina berusia 38 tahun yang bernama Ellen Albarico mengenang kembali saat dia mengungkapkan di tahun 2013 hubungan kasihnya yang dia sembunyikan dari majikannya selama tujuh tahun. Namun hubungannya dengan Kyaw Thein Myint, seorang mandor dari Myanmar yang sekarang berusia 42 tahun, telah sampai kepada titik dimana dia sudah tidak dapat terus merahasiakannya, Shin Min Daily News melaporkan dengan mengutip dari The Straits Times.

Sekalipun dia telah bekerja pada majikannya selama 10 tahun, Albarico saat itu tidak yakin bagaimana majikan wanitanya akan bereaksi, karena dia sendiri telah mendengar begitu banyak kisah sesama pekerja migran yang dikembalikan ke Filipina oleh karena kebanyakan majikan lebih memilih pekerja yang “setia”.

Namun dia begitu lega saat mendapati majikannya justru senang dan mendukungnya, bahkan menolong pasangan tersebut mendaftarkan pernikahan mereka di Singapura, serta membayar makan malam pernikahan mereka.

Pasangan beruntung lainnya adalah pembantu Indonesia berusia 38 tahun yang bernama Ummai Ummairoh, yang menikah dengan kekasih asal Malaysia nya yang bernama Anson pada tahun 2012.

Dia menganggap pernikahannya sebagai sebuah kesempatan yang hanya terjadi “sekali diantara seribu” kasus dimana seorang majikan Singapura mengijinkan hal demikian terjadi. Bukan saja majikannya menyetujui, mereka bahkan menghadiri pernikahannya, yang juga dihadiri oleh mantan majikan yang sebelumnya.

Original: Happy migrant workers marry with support from employers