Enam pekerja migran Indonesia tewas dan empat orang lainnya masih hilang setelah dua perahu motor cepat bertabrakan di Sungai Nyamuk, yang merupakan batas pemisah antara Indonesia dan Malaysia di Pulau Kalimantan.
Kedua kapal speedboat tersebut diduga membawa pekerja migran ilegal dan melaju dengan lampu yang tidak menyala pada Jumat malam dengan maksud agar tidak terlihat oleh petugas yang berwajib. Sebanyak 13 orang lainnya selamat dari tabrakan yang terjadi dalam kegelapan malam tersebut, UCA News melaporkan.
Salah satu kapal tersebut membawa pekerja migran yang hendak kembali dari Tawau di Sabah, Malaysia ke wilayah Indonesia di Pulau Sebatik, Kalimantan Utara.
Direktur Pelayanan Advokasi untuk Keadilan dan Perdamaian, Gabriel Goa Sola, berkata bahwa para pekerja migran tersebut hendak melarikan diri dari Malaysia karena pemerintahan baru Perdana Menteri Mahathir Mohamad berencana melakukan penggerebekan pekerja asing ilegal di Malaysia mulai hari Minggu kemarin.
Menurut pemerintah Indonesia, ada lebih dari tiga juta orang Indonesia bekerja di Malaysia, dan paling sedikit 500.000 diantaranya bekerja disana secara ilegal.
Sementara itu, Presiden RI Joko Widodo telah bertemu dengan Perdana Menteri Mahathir Mohamad di akhir minggu yang lalu dan keduanya telah menyetujui untuk memperbaharui sebuah nota kesepahaman dalam penempatan dan perlindungan pekerja migran, yang telah habis masa berlakunya pada tahun 2016.
Original: Six migrant workers killed in speedboat crash on Borneo