Perbedaan budaya dan hambatan bahasa sering kali membuat keruh hubungan antara para majikan di Taiwan dengan pekerja migran mereka, menurut Departemen Tenaga Kerja Pemerintah New Taipei City.
Liao Wu-hui, seorang petugas dari departemen tersebut, memberikan sebuah contoh peristiwa dimana seorang majikan menjadi cemas dan meminta saran dari pihak departemen pada saat dia melihat pembantu Indonesianya yang baru saja mulai bekerja padanya tidak makan dan minum selama satu bulan, The United Daily News melaporkan.
Yang terjadi sebenarnya adalah pembantu beragama Islam tersebut mulai bekerja dibulan dimana bulan Ramadan juga dimulai, sehingga diapun harus ikut berpuasa sesuai ajaran agamanya, namun karena kesulitan bahasa pembantu tersebut tidak dapat menjelaskannya kepada sang majikan.
Majikannya menjadi cemas akan kesehatan pembantunya saat pembantu tersebut tidak pernah terlihat makan ataupun minum. Pada saat majikan pria tersebut meminta bantuan dari Departemen Tenaga Kerja New Taipei City, dia pun lega setelah mendengar bahwa ternyata pembantunya menolak untuk makan dan minum oleh karena alasan agama, dan dia sebenarnya makan dan minum pada saat hari telah menjadi gelap.
Dalam kasus yang lainnya, kali ini melibatkan seorang pekerja pabrik wanita asal Vietnam bermarga Nguyen, kisahnya lebih tidak menyenangkan.
Setelah sampai di Taiwan dan bekerja di pabrik selama satu bulan, Nguyen harus kembali ke negaranya karena masalah keluarga. Pada saat dia meminta lebih awal liburan tahunannya, atasannya tidak dapat dengan benar memahami permohonan liburnya.
Melihat atasannya menganggukkan kepalanya, wanita Vietnam tersebut mengira dia telah diijinkan untuk mengambil libur. Pada saat dia kembali ke Taiwan dan sampai di pabrik itu, di dikejutkan oleh kenyataan bahwa dia telah dipecat oleh karena absen tanpa penjelasan selama tiga hari berturut-turut.
Untuk membantu pekerja migran beradaptasi dengan kehidupan di Taiwan dan meminimalkan kesalahpahaman yang timbul dari kesulitan bahasa, Liao mengumumkan bahwa kelas-kelas bahasa Cina gratis akan dibuka mulai 1 Juli untuk para pekerja yang berasal dari Indonesia, Vietnam, Thailand, dan Filipina.
Original: Misunderstandings between bosses and migrant workers in Taiwan