Sebuah kelompok politik di Makau telah mendesak pemerintah kota tersebut untuk memperkenalkan langkah-langkah ketat dalam mempekerjakan pembantu rumah tangga ditengah munculnya beberapa kasus pelecehan anak.
Pengurus Asosiasi Kesatuan Warga Makau mengatakan ada lebih banyak kasus pelecehan anak oleh pembantu rumah tangga ditemukan dalam beberapa tahun belakangan oleh karena di dalam kebanyakan rumah tangga, sang orang tua harus bekerja dan bersandar penuh kepada pembantu mereka dalam menjaga anak, Macao Daily News melaporkan.
Namun, kualitas pembantu yang tersedia di pasaran tidak semuanya sama.
Kelompok tersebut mengusulkan agar pemerintah Makau memperkenalkan langkah-langkah ketat untuk memonitor ketenagakerjaan pembantu rumah tangga, termasuk dengan membuat sebuah sistem basis data yang mencatat dan menyimpan laporan kelakuan buruk dan pelanggaran kriminal oleh pembantu rumah tangga.
Para pekerja rumah tangga yang didapati berada dibawah standar yang berlaku maka dapat dilarang untuk bekerja di kota tersebut.
Oleh karena perbedaan budaya, pemerintah perlu mendidik pekerja rumah tangga tentang hukum dan peraturan setempat, yang mana juga dapat membantu para pekerja melindungi hak-hak mereka sendiri.
Sementara itu, masyarakat serta keluarga yang mempekerjakan pembantu harus peduli dengan kesejahteraan pekerja rumah tangga, terutama ketika mereka memiliki masalah emosional.