Seorang pembantu Indonesia berusia 32 tahun terjebak dalam
hutang sebesar S$10.000 (US$7.343) setelah dikelabui oleh
seorang sekelompok penipu di kampung halamannya.
Pembantu tersebut telah bekerja untuk seorang majikan
bermarga Wang di Singapura selama lebih dari lima tahun dan
memiliki catatan pekerjaan yang baik, Lianhe Wanbao
melaporkan.
Wang mengatakan bahwa kinerja pembantunya mulai menurun
sekitar awal tahun ini dan pada bulan Maret sang pembantu
meminta gajinya lebih awal, yaitu sebesar S$1.800 (US$1.321).
Pada bulan Juni, Wang mengetahui dari seorang perwakilan
sebuah agen tenaga kerja bahwa pembantunya telah
menggunakan ijin kerja seorang pembantu lainnya untuk
meminjam uang dari beberapa tempat peminjaman uang.
Sementara itu, Wang sempat menerima telpon dari seorang
rentenir yang mengatakan bahwa pembantunya berhutang
sebesar S$500 (US$367).
Wang pun membawa pembantunya ke kantor polisi, dimana
awalnya dia menolak untuk mengakui telah mengambil
pinjaman uang.
Namun setelah beberapa dokumen ditemukan di kamarnya,
akhirnya diapun mengakui telah meminjam sebanyak S$10.000
dari beberapa perusahaan pinjaman uang, seorang rentenir,
serta dari beberapa pekerja rumah tangga lainnya.
Dia mengatakan kepada majikannya bahwa di awal tahun,
sekelompok orang dari kampung halamannya di Indonesia
mengatakan bahwa mereka dapat melipatgandakan
tabungannya melalui doa dan berkat. Mempercayai hal ini,
diapun meminjam uang dari beberapa tempat peminjaman
uang untuk dikirimkan kepada kelompok penipu ini. Namun, dia
tidak pernah meneria uangnya kembali.
Karena takut ketahuan majikannya, diapun mencari pinjaman
dari seorang rentenir dan beberapa pekerja rumah tangga
lainnya untuk mencoba melunaskan beberapa hutang
sebelumnya.
Menurut Wang, seorang pekerja rumah tangga lainnya telah
meminjamkan S$1.000 (US$734) kepada pembantunya dengan
bunga pinjaman yang sangat tinggi serta dengan menahan ijin
kerja pembantunya sebagai jaminan.
Wang akhirnya menghentikan kontrak kerja pembantunya
setelah mengetahui seluruh situasi ini.